"Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang,
tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia." (Amsal 12:25)
"Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku
dan melepaskan aku dari segala kegentaranku." (Mazmur 34:5)
"Janganlah kamu kuatir tentang apapun juga,
tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala
akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Filipi
4:6-7)
"Karena itu rendahkalah dirimu di bawah tangan
Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala
kekuatiran kepada-Nya sebab Ia yang memelihara kamu." (I Petrus 5:6-7).
"Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku dan gelisah
di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi
kepadaNya, penolongku dan Allahku!” (Mazmur 42:6)
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan
janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu,
maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri
bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan; itulah yang akan
menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu." (Amsal 3:5-8)
"Demikianlah juga roh membantu kita dalam
kelemahan kita: sebab kita tidak tahu, bagaimana seharusnya harus berdoa untuk
kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tak terucapkan. Dan Allah yang
menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai
dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus. Kita tahu sekarang,
bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi
mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah." (Roma 8:26-28)
"Allahku akan memenuhi segala keperluanku menurut
kekayaaan dan kemuliaanNyadalam Kristus Yesus." (Filipi 4:11)
Rasul Paulus menemukan kekuatannya dalam Tuhan, ia
menyaksikannya sebagai berikut:
"Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di
dalam penjara ; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali
aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga
kali aku didera, satu kali aku dilempari batu , tiga kali mengalami karam
kapal. Sehari semalam aku terkatung-katung di tengah-tengah laut. Dalam
perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahay penyamu, bahaya dari
pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di
kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahay dari pihak
saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali
aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan
tanpa pakaian, dan dengan tidak menyebut hal lain lagi, urusanku sehari-hari,
yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat. Jika ada orang merasa lemah,
tidakkah aku turut merasa lemah ? Jika ada orang tersandung, tidakkah hatiku
hancur oleh dukacita. Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas
kelemahanku,? Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karuniaKu
bagimu, sebab justru dalam kelemahankulah kuasa-Ku menjadi sempurna."
Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku supaya kuasa Kristus
turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam
siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan di dalam kesesakan oleh
karena Kristus. Sebab jika aku lemah maka aku kuat." (II Korintus
11:23-30,12:9-10)
"Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata:
"Tuhan adalah penolongku aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan
manusia terhadap aku?" (Ibrani 13:6)
"Berharaplah kepada Tuhan hai Israel dari
sekarang sampai selama-lamanya" (Mazmur 131:1)
No comments:
Post a Comment